BOGOR - Setelah tertunda 38 tahun lebih, pemerintah Indonesia akhirnya mempunyai percetakan khusus Alquran. Mesin percetakan berkapasitas 1,5 juta eksemplar per tahun itu diharapkan dapat menjadi awal menentukan bentuk pelat baku dan meminimalkan salah cetak Alquran.
''Dengan standar pengawasan mutu ketat yang ditangani Lajnah Pentashih Alquran Depag, diharapkan kesalahan cetak bisa dihindari,'' ujar Menteri Agama M. Maftuh Basyuni saat memberikan pidato pembukaan percetakan yang berada di Ciawi, Bogor, kemarin (15/11).
Di sela membacakan sambutan, Maftuh tampak tidak kuasa menahan haru dan meneteskan air mata. ''Sejak 1970-an, saya berkali-kali mengkritisi pemerintah tidak mampu mendirikan percetakan Alquran setelah yang lama hancur,'' terang dia sembari menyeka air mata.
Maftuh juga mengaku prihatin karena percetakan dengan aset Rp 30 miliar tersebut baru didirikan setelah sekian lamanya. Dia berharap, setelah percetakan itu beroperasi optimal awal 2009, penyediaan kitab suci Alquran bagi hampir 200 juta umat Islam di tanah air dapat terpenuhi.
Kepala Badan Litbang dan Diklat Depag Atho Mudzhar menambahkan, kebutuhan Alquran sekitar 35 juta eksemplar atau per KK 1 kitab. Itu dengan asumsi umat Islam saat ini 170 juta jiwa dan satu keluarga terdiri atas 5-6 orang.
16 November 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar