Suasana pemilu 2009 mulai menimbulkan banyak efek yang luar biasa. Gerakan untuk mengubah negeri ini menjadi lebih baik mulai muncul dari diri masyarakat indonesia, khususnya melalui gedung parlemen. Semua elemen masyarakat terutama yang mengaku tokoh masyarakat plus memiliki sedikit kekayaan berbondong-bondong mendaftar untuk menjadi caleg.
Tak terkecuali seorang artis. Memang tidak ada salahnya seorang artis masuk dalam dunia politik, selama artis tersebut memiliki kompetensi. Menurut Seniman teater yang dikenal sebagai raja monolog, Butet Kertaradjasa, artis yang ditawari sebagai caleg seharusnya tahu diri dengan kemampuannya di bidang politik. Jadinya terkesan karbitan dan dipaksakan.
Terkesan karbitan karena tidak semua para artis tersebut masuk melalui proses pengaderan yang jelas, dipaksakan karena memang tujuan dari parpol yang memasang artis sebagai calegnya hanya bertujuan untuk memperoleh suara tak lebih dari itu. Ada beberapa contoh artis yang masuk parpol melalui pengaderan yang jelas, salah satu contohnya adalah Wanda Hamidah (PAN), Asti Ivo (PKS).
Mereka jelas kader yang potensial untuk mewakili suara perempuan dan mereka mempunyai kapasitas track record yang bagus dalam keartisan. Tapi apakah mereka akan berontak bila tidak dicalonkan sebagai anggota dewan oleh parpolnya masing-masing ? itulah hasil dari pengaderan yang bagus.
Kita tinggal melihat saja hasil dari seluruh proses demokrasi ini, apakah akan membawa kearah yang lebih baik atau malah lebih runyam karena seluruh permasalahan negeri ini diserahkan pada yang bukan ahlinya. Dan kita akan saksikan fenomena kutu loncat dari para artis karena tidak puas dengan kedudukan disalah satu parpol.
31 Oktober 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar